Refleksi 6. 1 November 2013
Assalamu'alaikum
wr. wb.
Aliran Filsafat dan Power Now
Filsafat mengkaji segala sesuatu
yang ada dan yang mungkin ada. Segala sesuatu yang ada itu bersifat tetap
menurut Permenides dan bersifat berubah menurut Heraclitos. Sistem yang
dikehendaki oleh dunia timur jika di urutkan dari bawah adalah material,
formal, normatif, dan spiritual. Dalam sistem tersebut, semakin ke bawah
semakin menunjukkan paham pulralisme, sedangkan semakin ke atas semakin
menunjukkan spiritual. Di sisi lain sistem yang dikehendaki oleh dunia barat
jika diututkan dari bawah adalah spiritual, tradisional, dan maju. Perbedaan
sistem inilah yang terus bertarung, terus berinteraksi, dengan pemenang saat
ini adalah sistem dunia barat. Sistem dunia baratlah yang menguasai dunia saat
ini, yang kemudian melahirkan Power Now.
Sebelum membahas apa itu Power Now,
terlebih dahulu dilanjutkan penjelasan mengenai aliran filsafat. Pendapat
Permenides bahwa segala sesuatu yang ada itu bersifat tetap sejalan dengan
pemikiran filusuf selanjutnya yaitu Plato yang menyatakan bahwa segala sesuatu
yang bersifat tetap itu adalah idea yang ada dalam pikiran(Idealisme).
Pemikiran Plato tersebut ditentang oleh muridnya yang bernama Aristoteles yang
pemikirannya sejalan dengan pemikiran Heraklitos. Aristoteles adalah penganut
paham Realisme. Kemudian berlanjut ke filusuf-filusuf selanjutnya, pemikiran
Permenides dan Plato sejalan dengan pemikiran Rene Descartes yang menganut
paham Rasionalisme. Rene Descartes sangat mengagungkan kemampuan logika(analitik
appriori). Sedangkan pemikiran Heraclitos dan Aristoteles sejalan dengan
pemikiran David Humme yang menganut paham Empirisisme. David Humme sangat
mengagungkan kemampuan pengalaman(sintetik aposteriori).
Dari pertarungan dan interaksi
antara paham Rasionalisme dan Empirisisme inilah kemudian muncul filusuf
Immanuel Kant sebagai penengah. Immanuel Kant menyatakan bahwa hakekat ilmu
adalah Logika yang tidak lepas dengan pengalaman(sintetik apriori). Immanuel
Kant menyatakan bahwa logika saja tanpa pengalaman berarti kosong, sedangkan
pengalaman saja tanpa logika berarti buta. Oleh karena itu matematika murni,
fisika murni, kimia murni, dan sebagainya terancam menjadi separuh ilmu karena
hanya mementingkan logika tanpa pengalaman/penerapan.
Sementara terus terjadi pertarungan
dan interaksi di dalam dunia filsafat muncullah tokoh bernama Aguste Comte yang
membawa Positifisme. Paham positifisme adalah anti filsafat. Aguste Comte
menyatakan bahwa perdebatan dengan segala penjelasan panjang lebar dalam
filsafat tidak berguna, yang berguna adalah menciptakan sistem yang praktis,
rasional, dan dapat membuat kemajuan masyarakat/dunia. Sistem dari Aguste Comte
inilah sistem yang dianut oleh dunia barat yang menyingkirkan spiritual berada
di urutan paling bawah, kemudian di atas spiritual adalah tradisional, kenudian
di atas tradisional adalah maju. Aguste Comte menyingkirkan spiritual karena Ia
menganggap bahwa sebagian dari spiritual itu bersifat irasional, yang
dibutuhkan untuk membangun masyarakat/dunia adalah hal-hal yang rasional.
Pandangan Aguste Comte yang
mengiginkan spiritual berada di urutan terbawah inilah awal ditabuhnya
genderang perang terhadap sistem yang diinginkan oleh dunia timur yang
menginginkan spiritual berada di urutan teratas. Akan tetapi sebagian besar
wilayah dunia ini cenderung menganut sistem yang berawal dari pandangan Aguste
Comte tersebut karena sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai contoh negara
mesir yang mencoba menerapkan sistem dunia timur tidak mampu bertahan dan
lengser, kemudian berganti dengan rezim militer yang lebih kooperatif dengan
sistem dunia barat yang sedang menguasai dunia saat ini yang disebut dengan
Power Now. Power Now adalah keadaan dunia saat ini yang berwajah empat yaitu
Neo Kapitalisme, Neo Utilitarian, Neo Pragmatisme, dan Neo Hedoneisme. Segala
produk saat ini termasuk benda-benda elektronik(handphone, laptop, dan lain
sebabagainya) merupakan hasil dari Power Now. Benda-benda tersebut tak
terelakkan telah kita gunakan dan telah menjadi alat penunjang kehidupan kita
saat ini. Jadi kita pun telah turut mendukung berlangsungnya Power Now di dunia
ini.
Metode ilmiah yang menjadi dasar
penelitian para ilmuwan pun merupakan hasil dari pemikiran Aguste Comte atau
paham positifisme. Jadi di satu sisi pemikiran Aguste Comte memiliki peranan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan, sedangkan disisi lain telah melahirkan Power
Now. Saat ini Power Now pun telah merasuki aspek-spek kehidupan bangsa
Indonesia. Salah satunya adalah dalam aspek pendidikan, tepatnya dalam
kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 terlihat dominannya ilmu saintific dan
disingkirkannya ilmu humaniora. Padahal ilmu humaniora pun penting untuk
membangun karakter dan pengetahuan siswa-siswa Indonesia. Semua yang saat ini
disebut ilmu murni, sebagai contoh matematika murni, fisika murni, kimia murni,
dan lain sebagainya adalah ujung tombak/anak emas dari Power Now. Jadi terlihat
bahwa dominannya semua yang saat ini disebut ilmu murni tersebut dalam berbagai
aspek kehidupan saat ini, termasuk kurikulum pendidikan yang diterapkan di
Indonesia saat ini.
Sangat sulit untuk menghentikan
Power Now dan sistem yang tidak diinginkan(dajal) yang terjadi saat ini.
Segalanya berkembang tak terkendali, untuk memenuhi paham Kapitalisme,
Utilitarian, Pragmatisme, dan Hedoneisme yang telah merasuki sebagian besar
manusia di dunia, termasuk manusia Indonesia. Yang dapat kita lakukan saat ini
adalah mengimbangi Power Now dengan spiritual yang cukup, bahkan jika mampu
dengan spiritual yang tinggi. Jika tidak diimbangi dengan spiritual maka kita
akan terhempas oleh derasnya arus Power Now.
Power now memiliki dasar pertanyaan
yang tak terhingga. Dengan modal yang besar, segala pertanyaan yang muncul
ingin ditemukan jawabannya. Dengan demikian terus berkembanglah ilmu
pengetahuan dan alat-alat canggih yang berfungsi untuk memenuhi rasa
Kapitalisme, Utilitarian, Pragmatisme, dan Hedonisme yang telah merasuki
manusia saat ini. Sesungguhnya manusia saat ini telah terlena dengan kemudahan
hidup, ingin yang praktis dan mudah tetapi ingin menghasilkan hasil yang
banyak. Pemikiran seperti inilah yang telah menjangkiti manusia, termasuk diri
saya sendiri. Pemikiran seperti ini semakin menguatkan sifat malas dalam diri
saya dan dapat membuat saya terpuruk kehilangan jati diri. Marilah kita
berusaha melawan Power Now dengan cara meminimalisir penggunaan segala produk
Power Now, karena produk-produk dari Power Now semakin lama semkin memudahkan
manusia, semakin membuat kehidupan manusia menjadi semakin mudah, dan jika
manusia tidak mampu “mengendalikan diri” maka manusia tersebut akan terlena
dengan kemudahan di dunia, sehingga dikhawatirkan manusia tersebut akan
melakukan segala cara untuk mendapatkan kemudahan dunia. Saya katakan
meminimalisisir karena sangat sulit untuk benar-benar tidak menggunakan semua
produk Power Now di zaman seperti ini, contohnya handphone dan laptop. Selain
meminimalisir penggunaannya produknya untuk kebutuhan yang penting saja,
marilah kita juga berusaha sekuat tenaga untuk terus meningkatkan spiritualitas
kita masing-masing, agar Allah SWT membimbing dan melindungi kita dari segala
keburukan Power Now, dan Allah SWT selalu menuntun kita di jalanNya yang lurus,
bukan jalan orang-orang yang Allah SWT murkai dan bukan jalan orang-orang yang
sesat, Amin.
Terimakasih
kepada Pak Marsigit dan teman-teman karena berkenan membaca dan mengomentari
tulisan saya. Mohon maaf jika saya melakukan kesalahan.