Senin, 13 Januari 2014



Membangun Ilmu Pengetahuan

Pendapat Permenides bahwa segala sesuatu yang ada itu bersifat tetap sejalan dengan pemikiran filusuf selanjutnya yaitu Plato yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang bersifat tetap itu adalah idea yang ada dalam pikiran (Idealisme). Pemikiran Plato tersebut ditentang oleh muridnya yang bernama Aristoteles yang pemikirannya sejalan dengan pemikiran Heraklitos. Aristoteles adalah penganut paham Realisme. Kemudian berlanjut ke filusuf-filusuf selanjutnya, pemikiran Permenides dan Plato sejalan dengan pemikiran Rene Descartes yang menganut paham Rasionalisme. Rene Descartes sangat mengagungkan kemampuan logika (analitik appriori). Sedangkan pemikiran Heraclitos dan Aristoteles sejalan dengan pemikiran David Humme yang menganut paham Empirisisme. David Humme sangat mengagungkan kemampuan pengalaman (sintetik aposteriori).
Dari pertarungan dan interaksi antara paham Rasionalisme dan Empirisisme inilah kemudian muncul filusuf Immanuel Kant sebagai penengah. Immanuel Kant menyatakan bahwa hakekat ilmu adalah Logika yang tidak lepas dengan pengalaman (sintetik apriori). Immanuel Kant menyatakan bahwa logika saja tanpa pengalaman berarti kosong, sedangkan pengalaman saja tanpa logika berarti buta. Oleh karena itu matematika murni, fisika murni, kimia murni, dan sebagainya terancam menjadi separuh ilmu karena hanya mementingkan logika tanpa pengalaman/penerapan.
Sementara terus terjadi pertarungan dan interaksi di dalam dunia filsafat munculah tokoh bernama Aguste Comte yang membawa Positifisme. Paham positifisme adalah anti filsafat. Aguste Comte menyatakan bahwa perdebatan dengan segala penjelasan panjang lebar dalam filsafat tidak berguna, yang berguna adalah menciptakan sistem yang praktis, rasional, dan dapat membuat kemajuan masyarakat/dunia. Sistem dari Aguste Comte inilah sistem yang dianut oleh dunia barat yang menyingkirkan spiritual sehingga berada di urutan paling bawah, kemudian di atas spiritual adalah tradisional, kemudian di atas tradisional adalah maju. Aguste Comte menyingkirkan spiritual karena Ia menganggap bahwa sebagian dari spiritual itu bersifat irasional, yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat/dunia adalah hal-hal yang rasional.


Dari penjelasan di atas akan diperoleh tesis, antitesis, dan sintesis dari ilmu pengetahuan sebagai berikut:
Tesis               
1.      Permenides menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada merupakan sesuatu yang tetap, jadi ilmu pengetahuan juga bersifat tetap.
2.      Rene Descartes sangat mengagungkan kemampuan logika (analitik appriori).
Antitesis
1.      Heraklitos bahwa segala sesuatu yang ada merupakan sesuatu yang berubah, jadi ilmu pengetahuan juga bersifat berubah.
2.      David Humme sangat mengagungkan kemampuan pengalaman (sintetik aposteriori).  
Sintesis
Immanuel Kant menyatakan bahwa hakekat ilmu adalah Logika yang tidak lepas dengan pengalaman (sintetik apriori). Immanuel Kant menyatakan bahwa logika saja tanpa pengalaman berarti kosong, sedangkan pengalaman saja tanpa logika berarti buta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar