Nama : Okky Riswandha Imawan (13709251050)
Kelas : P. Mat D
Refleksi
3. 11 Oktober 2013
Assalamu'alaikum
wr. wb.
Memahami
Keutuhan Ilmu dan Dimensi dalam Filsafat
Allah SWT mendahului segala ciptaannya, jadi Allah
SWT yang mengetahui sejarah segala ciptaannya. Manusia memiliki kemampuan yang
terbatas, sehingga tidak dapat mengetahui semua hal, apalagi mengenai sejarah
Filsafat Ketuhanan, manusia tidak akan mampu. Di dunia ini tidak sema hal dapat
dijangkau oleh manusia, yang tidak dapat dijangkau oleh manusia adalah rahasia
Allah SWT.
Filsafat merupakan olah pikir sedangkan spiritual
merupakan olah hati. Ada kalanya ketika bersprititual kita harus menghentikan
pikiran kita, akan tetapi ada saatnya pula ketika berspiritual kita juga dapat
menggunakan pikiran kita, contohnya adalah kita menggunakan pikiran kita untuk
dapat melakukan ibadah sesuai aturan yang benar. Kualitas spiritual seseorang
hanya Allah SWT yang mengetahuinya dan dapat menilainya.
Proses dan bahan penyusun alam semesta merupakan
rahasia Allah SWT. Sampai saat ini tidak ada manusia yang mampu menjelaskannya
secara benar, karena memang kenyataannya adalah rahasia Allah SWT. Pikiran
memang terus menerus ingin mencari tahu segala hal yang ada maupun yang mungkin
ada, jadi kita harus mengendalikan keaktifan pikiran kita dengan hati kita.
Kebenaran dalam filsafat adalah sebaik-baiknya kemampuan untuk menjelasakan
berdasarkan sumber yang valid, yaitu pikiran para filusuf dan pengalaman.
Ilmu bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh dengan
instan dan cepat, karena ilmu adalah perpaduan antara olah pikir dan pengalaman,
bukan hanya salah satunya saja, harus lengkap pikiran dan pengalaman. Inti dari
pembelajaran adalah pemahaman. Memang benar bahwa hafalan merupakan salah satu
tahap dari pemahaman, akan tetapi jika hanya hafalan tanpa pemahaman, maka
pengetahuan tersebut tidak bermakna.
Filsafat berada dalam dimensi, yaitu dimensi
material, formal, dan normatif, dan di atasnya filsafat ada dimensi spiritual. Tidak
mudah untuk memahami dimensi-dimensi tersebut, kita membutuhkan olah pikir yang
kuat dan pengalaman yang cukup untuk dapat memahaminya sehingga dapat
membedakan dimensi-dimensi tersebut dengan benar. Sebagai contoh dalam filsafat
yang bersifat material adalah buku-buku filsafat dan lain sebagainya. Dalam
filsafat yang merupakan tokoh formal diantaranya adalah Plato, Aristoteles, Thales,
Permenides, Herakritos, dan lain sebagainya. Dlam filsafat yang bersifat normative
adalah pemikiran para para filusuf tersebut.
Sulit untuk mencari perbedaan antara kebanggan
dengan kesombingan, karena keduanya merupakan predikan pada manusia. Di dunia
ini manusia adalah multi-face, sehingga dapat memunculkan berbagai sikap dan
sifat yang berubah-ubah. Oleh karena itu manusia tak pernah mampu mencapai
namanya, hanya Allah SWT-lah yang sama dengan namanya.
Keragu-raguan adalah paham dari Rene Descartes.
Keragu-raguan dapat menjadi ilmu karena pengetahuan diperoleh setelah meragukan
sesuatu kemudian mencari kebenarannya. Sedangkan untuk keimanan kita kepada
Allah SWT dan segala ciptaannya kita tidak perlu untuk menanamkan paham
keragu-raguan.
Terimakasih
kepada Pak Marsigit dan teman-teman karena berkenan membaca dan mengomentari
tulisan saya. Mohon maaf jika saya melakukan kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar